Lantas seburuk itukah? Semenyakitkan itukah? Menurut saya, tentu saja tidak...!!! Oke, sebagai perbandingannya saya akan memberikan dua pendapat yang berdasarkan dari dua sisi penilaian yang tentu saja berbeda.
Saya, yang sebagai seorang mahasiswa tingkat akhir yang masih pengangguran selalu merasa iri kepada orang yang sudah bekerja, "Wah, dia mah udah kerja ya, pagi-pagi gini teh udah siap-siap buat berangkat ngantor. Lah, sayamah malah main main gini, pagi-pagi malah lari-lari, bersih-bersih rumah, masak ikan buat sarapan" . Nah itu adalah kata-kata yang selalu saya katakan dalam hati di pagi hari ketika saya berada diluar rumah melihat rutinitas tetangga yang mulai pergi bekerja. Okeh, selanjutnya mari kita pergi ke sisi pandangan yang lain, yakni ketika saya memperoleh pekerjaan.
Ketika kelak saya sudah memperoleh pekerjaan, tentu -pasti- saja saya akan memiliki pandangan yang baru, saya juga akan IRI kepada orang yang masih menganggur, "Wah, dia mah pagi-pagi teh masih santai, masih sempat olahraga pagi, masih sempat beres-beres rumah, masih sempat masak buat sarapan paginya juga. Lah, saya yang udah kerja begini malah enggak sempat melakukan rutinitas yang seperti itu karena dikejar jam buat ngantor, sarapan juga malah sarapan roti di pinggir jalan". Well itu mungkin yang bakalan saya ucapkan dalam hati kalau udah dapat kerja, tapi saya yakin kok bahwa itulah yang akan saya ucapkan. hehehe
Well, segala hal yang terjadi kelak haruslah ditilik dari dua sisi yang berlawanan, tujuannya?? tentu saja agar kita tidak terlalu menyesali, dan tidak terlalu membanggakan diri. Kedua hal yang seperti itu kan yang selalu membawa manusia ke sisi yang paling buruk? Contohnya, terlalu menyesali bisa berdampak ke upaya untuk bunuh diri, dan terlalu membanggakan diri bisa berdampak ke sifat tamak dan dibenci oleh orang lain.. hehe
Tapi hanya karena pendapat yang seperti ini, jangan jadi orang yang terlalu banyak nyantai-nyantai ya, tetap berusaha dan bersabar untuk memperoleh pekerjaan, Insyaallah Allah SWT bersama dengan orang-orang yang bersabar. Dan perlu diingat pula untuk tidak jadi orang yang terlalu sibuk dengan urusan dunia. Kakak sepupu saya pernah mengatakan hal yang menarik yang masih berbekas di hati dan pikiran saya,
"Untuk urusan duniawi, cukuplah digenggam oleh tangan kanan saja, tidak usah hati mencampuri. Lain halnya dengan urusan akhirat, kerahkan upaya di seluruh tubuh dan hati untuk memperoleh Surga-Nya."
0 komentar:
Posting Komentar