Senin, 17 Agustus 2015

Kurangnya, mampu dan mau melakukan apa saja

Entah kenapa sampai saat ini saya masih ingin membahas mengenai nganggur. Mungkin karena saya sedang berada di masa-masa akhir saya untuk menentukan arah masa depan saya ya? Sampe-sampe mikirin kerjaan itu kebawa parnonya jauh lebih parah daripada mikirin skripsi, padahal kuliahnya aja belum beres..heu

Beberapa waktu yang lalu (pas lebaran Ied), saya diberi ditanya oleh salah satu keluarga "Ansar, sekarang kerjanya apa?", sontak pertanyaan itu rasanya kayak penyakit scabies yang pernah saya derita 2 tahun lalu, sakit, perih, menderita dan bikin kaki luluh lantak sampe gabisa berdiri. "Eeeh, sekarang masih kuliah sih, sambil kerja serabutan. Tapi kuliahnya udah di akhir kok, jadi bentar lagi beres..hehehe", begitu jawaban saya, simpel, jujur, merendah, sekaligus sambil meratapi diri saya sendiri.. -,-, dan "Kerja serabutan" digunakan untuk menutupi "Nganggur" yang rasanya terlalu sulit diucapkan dan terlalu enggak enak buat didengar...hehehe

Kerja serabutan, bayangannya seperti apa sih?? Kaya tiba-tiba ngerasa kasihan aja gitu ya sama orang yang ngucapinnya, karena artinya itu kan semacam gak punya pekerjaan yang jelas.. Tapi tau ga sih, sebenernya kerja serabutan itu ada hal menariknya juga loh.

"Kerja serabutan" yang berarti "Kerja yang tidak jelas" ternyata juga punya arti "Kerja apa saja, yang penting ada pekerjaan" apabila kita mencoba untuk mengartikan dan mempelajarinya lebih jauh. Artinya orang yang kerja serabutan itu punya banyak skill dong?? Coba bayangkan, kalau seorang pekerja serabutan pernah bekerja sebagai pelayan rumah makan, cleaning service, sopir mobil, tukang bangunan, jasa reparasi, kurir, buruh tani dan buruh pabrik, berapa banyak skill yang orang tersebut miliki?? Lebih banyak mana coba skillnya dibandingkan orang yang punya satu pekerjaan tetap?? So, jangan remehkan seorang pekerja serabutan yaaa..:D 

Kategori:

0 komentar:

Posting Komentar

Up ↑

Desain oleh Anders Noren | Diberdayakan oleh Blogger | M.A