Beberapa waktu lalu, presiden kita mengeluarkan suatu solusi untuk menghadapi masalah kemiskinan di negeri ini, yakni pemberian 3 kartu sakti nan ampuh, Kartu Indonesia Sehat, Kartu Keluarga Sejahtera dan Kartu Indonesia Pintar. Dengan diberikannya solusi ini, diharapkan jumlah orang-orang miskin kedepannya dapat diberantas menjadi lebih sedikit lagi. Akan tetapi, pertanyaan mulai muncul di benak saya mengenai dua kartu yang diberikan, Kartu Indonesia Sehat dan Kartu Indonesia Pintar. Mengapa? Karena rasa-rasanya kartu ini sama saja dengan solusi yang sudah diberikan oleh Presiden Sebelumnya, yaitu BPJS dan BOS. Lantas dimana perbedaannya?
Setelah saya mencoba mencari
informasi di internet, saya mendapati laman yang mewawancarai pak Presiden (baca disini), bahwa perbedaan antara
KIS, KIP dengan BPJS, BOS hanya terletak di sistem pelaksanaannya saja. Loh, Cuma itu pak?? Apabila kenyataannya
memang demikian, mengapa tidak menggunakan kebijakan lama saja (BPJS, BOS) yang
diperbaharui sistemnya? Sebagaimana kita tahu bersama, pembuatan suatu
kebijakan baru itu kan membutuhkan waktu yang lama, belum lagi anggaran yang
digunakanpun pasti lebih besar apabila dibandingkan dengan kebijakan lama yang
diperbaharui. Buktinya, sampai sekarang saja masyarakat yang tinggal di wilayah
timur jauh dari Ibukota belum bisa merasakan manisnya kartu-kartu yang pak
Presiden gembor-gemborkan.
Apabila Pak Presiden hanya ingin
membuktikan kata-katanya masih nyapres tempo hari, sebaiknya tidak usah Bapak
dipikirkan. Lah, ucapan Bapak mengenai tidak akan membuat masyarakat susah kini
sudah menjadi dusta belaka pasca kenaikan harga BBM, jadi apalagi yang dapat
dipercayakan kepada orang yang sudah terbukti pernah berbohong??
Harapannya sih presiden yang
sekarang itu bisa memberikan suatu kebijakan yang baru, tapi bukan baru
yang seperti ini. Kalau seperti ini kan seperti sama saja dengan presiden yang sebelum-sebelumnya.
Sedikit tips buat pak Presiden, gak usah kebanyakan blusukan pak. Kebanyakan jalan-jalan juga kan bikin rugi negara, karena semua kegiatannya ditanggung dengan menggunakan dana APBN (mulai dari biaya operasional pesawat kepres, penginapan, mobilisasi, ongkos makan, dll). Belum lagi, terlalu banyak eksis di media karena sering jalan-jalan juga dapat berdampak buruk loh pak.:)
0 komentar:
Posting Komentar